SISTEM PEREDARAN DARAH
I.
DARAH
Fungsi utama darah
a.
Mengangkut oksigen ke jaringan di seluruh
tubuh.
b.
Mengangkut sari-sari
makanan (nutrien) ke seluruh
tubuh.
c.
Mengangkut sisa-sisa metabolisme, misalnya karbon dioksida, urea, dan asam laktat ke alat ekskresi.
d.
Mengedarkan hormon (hasil sekresi) dari kelenjar hormon ke tempat yang membutuhkan.
Darah juga berfungsi melawan bibit penyakit, mengatur pH tubuh, mengatur
suhu tubuh, melakukan mekanisme
pembekuan darah dan membantu keseimbangan cairan tubuh.
A.
Komposisi
Darah
1.
Cairan Darah (Plasma Darah)
Plasma darah
mengisi sekitar 55% dari total volume darah. Salah satu fungsi plasma darah yaitu
mengatur keseimbangan osmosis darah di dalam tubuh. Pada manusia, plasma darah
tersusun atas air (90 –
92%) dan zat-zat terlarut seperti sari makanan, garam mineral, enzim, hormon,
zat-zat sisa, protein plasma, serum plasma (8 – 10%).
Protein plasma terdiri dari :
a. Albumin
Berfungsi untuk menjaga tekanan osmosis darah
b. Globulin
Berfungsi untuk membentuk protrombin dan antibodi (serum darah)
c. Fibrinogen
Berfungsi untuk membekukan darah
a. Albumin
Berfungsi untuk menjaga tekanan osmosis darah
b. Globulin
Berfungsi untuk membentuk protrombin dan antibodi (serum darah)
c. Fibrinogen
Berfungsi untuk membekukan darah
Serum darah dibangun oleh senyawa globulin,
terdiri dari:
a. Aglutinin
Berfungsi untuk menggumpalkan protein asing (antigen = aglutinogen)
b. Presipitin
Berfungsi untuk mengendapkan antigen
c. Antitoksi
Berfungsi untuk menghancurkan atau memecahkan antigen
d. Opsonin
Berfungsi untuk menggiatkan sifat fagosit dari leukosit
a. Aglutinin
Berfungsi untuk menggumpalkan protein asing (antigen = aglutinogen)
b. Presipitin
Berfungsi untuk mengendapkan antigen
c. Antitoksi
Berfungsi untuk menghancurkan atau memecahkan antigen
d. Opsonin
Berfungsi untuk menggiatkan sifat fagosit dari leukosit
2.
Sel-Sel Darah
Terdapat sekitar 45% sel-sel darah di dalam darah.
Sel-sel darah tersusun atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), dan keping darah (trombosit).
a.
Sel darah merah
1) Ciri – ciri eritrosit
- Eritrosit mamalia tidak berinti sehingga tidak
memiliki DNA berbentuk bikonkaf.
- Warna eritrosit tergantung pada hemoglobin.
- Kadar hemoglobin dalam (Hb) darah bervariasi, tergantung pada jenis kelamin dan umur seseorang.
- Eritrosit juga mengkatalisis reaksi antara karbon dioksida (CO2) dan air.
- Jumlah eritrosit bervariasi, tergantung jenis kelamin, usia, dan ketinggian tempat tinggal seseorang.
2) Pembentukan eritrosit
- Disebut eritropoiesis.
- Beberapa minggu pertama embrio di dalam kandungan, eritrosit dihasilkan dalam kantong kuning telur.
- Beberapa bulan
kemudian, pembentukan eritrosit terjadi di hati, limfa, dan kelenjar limfa.
- Sesudah bayi lahir, eritrosit dibentuk oleh sumsum tulang.
§
Di usia 20 tahun, sumsum bagian proksimal tulang panjang sudah tidak menghasilkan
eritrosit.
- Eritrosit dihasilkan dalam sumsum tulang membranosa.
- Sel yang dapat membentuk eritrosit
adalah hemositoblas atau sel batang mieloid yang mampu
berkembang menjadi berbagai jenis sel darah (bersifat pluripoten).
- Sel ini terdapat di sumsum tulang dan
akan membentuk berbagai jenis leukosit, eritrosit, dan megakariosit
(pembentuk keping darah).
- Eritrosit tua
dimusnahkan di organ limpa (lien) dan hati.
Sel darah
merah (eritrosit) berfungsi mengangkut atau mengedarkan oksigen dan karbon
dioksida. Kemampuan mengikat oksigen dan karbon dioksida oleh sel darah merah adalah
karena adanya hemoglobin. Hemoglobin adalah suatu protein yang memiliki daya
ikat kuat terhadap O2 dan CO2.
b. Sel darah putih
Sel darah
putih (leukosit) berfungsi dalam pertahanan dan kekebalan tubuh. Leukosit akan
mempertahankan tubuh dari serangan penyakit. Fungsi tersebut didukung oleh kemampuan
leukosit untuk bergerak amoeboid (seperti Amoeba) dan sifat fagositosis (memangsa
atau memakan). Bahan yang
diperlukan untuk membentuk leukosit adalah vitamin dan asam amino.
Berdasarkan
ada atau tidaknya granula di dalam sitoplasmanya, leukosit dibagi menjadi
leukosit tidak bergranula (agranulosit) dan leukosit bergranula (granulosit).
1) Agranulosit
Agranulosit
merupakan leukosit yang tidak memiliki granula pada sitoplasmanya. Terdapat dua
jenis agranulosit, yaitu limfosit dan monosit. Limfosit adalah leukosit yang
tidak dapat bergerak dan memiliki satu inti sel. Limfosit berfungsi dalam
membentuk antibodi. Limfosit berukuran antara 8–14 μm. Monosit berukuran lebih
besar daripada limfosit, yaitu 14–19 μm. Monosit memiliki inti berbentuk menyerupai
ginjal.
2) Granulosit
Granulosit merupakan leukosit yang memiliki granula pada sitoplasmanya. Berdasarkan
sifat-sifat granul yang dimilikinya, granulosit dibedakan menjadi tiga, yaitu
neutrofil, basofil, eosinofil
c. Keping darah
Keping darah disebut juga dengan trombosit. Trombosit
berbentuk bulat, lonjong, bahkan berbentuk tidak beraturan. Trombosit tidak memiliki
inti dan berukuran lebih kecil dibandingkan eritrosit. Jumlah trombosit sekitar
250.000–400.000 dalam setiap milimeter kubik darah. Trombosit dapat hidup
selama delapan hari. Trombosit berfungsi dalam proses penggumpalan darah..
B.
Mekanisme
Penggumpalan Darah
Di dalam
plasma darah terdapat trombosit yang akan pecah apabila menyentuh permukaan
yang kasar. Jika trombosit pecah, enzim tromboplastin yang dikandungnya akan
keluar bercampur dengan plasma darah. Selain trombosit, di plasma darah terdapat
protombin. Protombin akan diubah menjadi trombin oleh enzim tromboplastin.
Perubahan protombin menjadi trombin dipicu oleh ion kalsium (Ca2+). Protombin
adalah suatu protein plasma yang pembentukannya memerlukan vitamin K. Trombin
akan berfungsi sebagai enzim yang dapat mengubah fibrinogen menjadi fibrin.
Fibrinogen adalah suatu protein yang terdapat dalam plasma. Adapun fibrin
adalah protein berupa benang-benang yang tidak larut dalam plasma. Benang-benang
fibrin yang terbentuk akan saling bertautan sehingga sel-sel darah merah
beserta plasma akan terjaring dan membentuk gumpalan. Jaringan baru akan
terbentuk menggantikan gumpalan tersebut dan luka akan menutup
C.
Golongan Darah dan Transfusi Darah
1. Golongan
darah
Berdasarkan
komposisi aglutinogen dan aglutininnya, golongan darah manusia dibedakan
menjadi golongan darah A, B, AB, dan O. Penggolongan darah ABO ditemukan oleh seorang
ahli imunologi Austria, Karl Landsteiner (1868–1943). Penggolongan darah ini
berdasarkan atas terdapatnya dua jenis aglutinogen, yaitu aglutinogen A dan
aglutinogen B. Aglutinogen dan aglutinin adalah kandungan protein di dalam
darah. Aglutinogen merupakan antigen-antigen dalam eritrosit yang
membuat sel peka terhadap aglutinasi (protein berupa antigen), sedangkan
aglutinin merupakan substansi yang menyebabkan aglutinasi sel (protein berupa
antibodi).
a)
Golongan darah A
Dalam eritrosit mengandung aglutinogen A dan dalam plasma mengandung aglutinin b
Dalam eritrosit mengandung aglutinogen A dan dalam plasma mengandung aglutinin b
b)
Golongan darah B
Dalam eritrosit terkandung aglutinogen B dan dalam plasma terkandung aglutinin a
Dalam eritrosit terkandung aglutinogen B dan dalam plasma terkandung aglutinin a
c)
Golongan darah AB
Dalam eritrosit terkandung aglutinogen A dan B, dalam plasma tidak terkandung aglutinin
Dalam eritrosit terkandung aglutinogen A dan B, dalam plasma tidak terkandung aglutinin
d)
Golongan darah O
Dalam eritrosit tidak terkandung aglutinogen, dalam plasma terkandung aglutinin a dan b
Dalam eritrosit tidak terkandung aglutinogen, dalam plasma terkandung aglutinin a dan b
Selain sistem ABO, terdapat penggolongan
daerah lainnya, yaitu sistem rhesus (rh). Sistem ini didasarkan atas ada atau
tidaknya aglutinogen rhesus di dalam darah. Landsteiner menemukan sistem rh ini
pada percobaannya terhadap kera Macaca rhesus. Pada sistem rh, apabila darah
seseorang mengandung aglutinogen rhesus maka orang tersebut termasuk rhesus
positif (rh+). Adapun jika tidak mengandung aglutinogen rhesus, orang tersebut
termasuk rhesus negatif (rh–).
Pada
tahun 1940, Lansteiner menemukan jenis penggolongan darah yang lain yaitu
sistem Rhesus. berdasarkan penyelidikannya membedakan golongan darah A menjadi
2 macam yaitu :
a. Golongan darah A yang berfaktor rhesus Positif (Rh +)
a. Golongan darah A yang berfaktor rhesus Positif (Rh +)
Artinya
di dalam eritrosit terkandung aglutinogen rhesus.
b. Golongan darah A yang tidak berfaktor rhesus ( rhesus -)
b. Golongan darah A yang tidak berfaktor rhesus ( rhesus -)
Artinya
di dalam eritrosit tidak terkandung aglutinogen rhesus.
Sebagian
besar ras kulit hitam dan sawo matang memiliki darah dengan rhesus +, sedangkan
sebagian besar ras kulit putih ber rhesus -.
2.
Transfusi
darah
Penggolongan darah ABO berperan dalam transfusi
darah. Transfusi darah adalah proses pemindahan darah dari tubuh seseorang ke
dalam tubuh orang lain. Orang yang menerima darah disebut penerima atau
resipien. Adapun orang yang memberikan darahnya disebut pemberi atau donor. Hal
yang harus diperhatikan dalam tranfusi darah adalah jenis aglutinogen donor dan
aglutinin resipien. Aglutinin memiliki kemampuan untuk menggumpalkan eritrosit.
Jadi, apabila aglutinogen donor bercampur dengan aglutinin resipien, darah
resipien akan menggumpal. Darah donor yang bercampur dalam tubuh resipien akan
dianggap sebagai antigen oleh tubuh.
Golongan darah O dapat memberikan darahnya ke semua golongan darah sehingga
disebut donor universal.
Golongan darah AB disebut resipien universal karena
dapat menerima darah dari semua golongan darah.
II.
ALAT
PEREDARAN DARAH MANUSIA
A.
JANTUNG
1.
Dinding
jantung
Dindingnya terdiri atas
3 lapis yaitu:
Perikardium, merupakan selaput pembungkus jantung
Miokardium, Merupakan otot jantung
Endokardium, merupakan selaput yang membatasi ruangan jantung
Perikardium, merupakan selaput pembungkus jantung
Miokardium, Merupakan otot jantung
Endokardium, merupakan selaput yang membatasi ruangan jantung
2. Ruangan jantung
Jantung mempunyai 4 ruangan
jantung yaitu :
a.
2 serambi (atrium) yaitu atrium sinister / kiri dan
atrium dekster / kanan
b.
2 bilik (ventrikel) yaitu ventrikel sinister / kiri
dan ventrikel dekster / kanan
c.
Dinding bilik (ventrikel) jantung lebih tebal
dibandingkan dengan dinding serambi (atrium).
d.
Dinding bilik kiri lebih tebal dibandingkan dinding
bilik kanan.
Atrium merupakan ruangan tempat masuknya darah dari vena,
atrium kanan menerima darah dari vena cava superior dan vena cava inferior.
Sedangkan atrium kiri menerima darah dari vena pulmonalis yang kaya oksigen.
Ventrikel merupakan bagian
jantung yang memompa darah meninggalkan jantung. Dari ventrikel kanandarah kaya
karbon dioksida dipompa ke paru-paru dan dari ventrikel kiri darah kaya oksigen
dipompa ke seluruh tubuh.
3.
Klep jantung
Antara ruang jantung
dihubungkan oleh klep atau katub jantunh seperti:
a.
Valvula trikuspidalis = klep jantung berdaun tiga yang
terletak antara atrium kanan dengan ventrikel kanan
b.
Valvula
bicuspidalis = klep jantung berdaun dua, terletak antara atrium kiri dengan
ventrikel kiri
Jantung juga memiliki korda tendinae yaitu
urat jantung yang menjaga katup (klep) jantung mendapat makanan dan oksigen
dari nadi tajuk (arteri coronaria) penyakit jantung koroner disebabkan tersumbatnyanya
arteri koronaria. Otot jantung termasuk otot involunter yang bekerja di luar
kendali sistem koordinasi.
4.
Syaraf jantung
Nodus S.A ( Nodus bang
menjadi serabut purkinje sinus arterio) disebut juga nodus keith - flack,
merupakan serabut-serabut saraf yang terdapat pada dinding atrium kanan dekat
muaravena cava superior dan vena cava inferior. Serabut saraf ini merupakan
cabang dari sistem syaraf tak sadar dan juga dipengaruhi saraf vagus (saraf ke-
10) Nodus A.V (Nodus atrium ventrikel) disebut juga simpul tawara, terdapat
pada perbatasan antara serambi (atrium) dan bilik (ventrikel) Berkas His,
terdapat pada sekat antar bilik yang bercabang-cabang menjadi serabut purkinje mekanisme
aliran rangsang sehingga jantung berdenyut adalah :
stimulus –> Nodus S. A —> Berkas His —> Serabut purkinje —> Kontraksi bilik (ventrikel).
stimulus –> Nodus S. A —> Berkas His —> Serabut purkinje —> Kontraksi bilik (ventrikel).
5.
Tekanan/denyut jantung
Berkaitan dengan
menguncup dan mengembangnya jantung , dikenal 2 macam tekanan darah yaitu:
a. Sistole
a. Sistole
Peristiwa menguncupnya
bilik dan darah keluar dari jantung (jantung kontraksi). Pada orang normal
tekanan nya sekitar 120 mm Hg
b. Diastole arah
b. Diastole arah
Peristiwa mengembangnya
bilik jantung dan darah masuk ke jantung (jantung relaksasi), pada orang normal
tekanannya sekitar 80 mm Hg.
Alat untuk mengukur
tekanan darah disebut Sphigmomanometer.
B.
PEMBULUH DARAH
Macam-macam pembuluh darah:
Macam-macam pembuluh darah:
1.
Arteri (pembuluh darah
nadi)
yaitu pembuluh darah
yang membawa darah keluar dari jantung.
a. Ciri – Ciri:
§
Pembuluh ini tebal,
elastis, dan memiliki sebuah katup (valvula semilunaris) yang berfungsi untuk
menjaga aliran darah agar tetap searah yang terletak
di dekat permukaan sehingga dapat dirasakan denyutnya.
§
Pembuluh nadi tersusun
atas tiga lapis jaringan.
§
Lapisan luar
berupa jaringan ikat yang kuat dan elastis.
§
Lapisan tengah berupa
otot polos yang berkontraksi secara tak sadar.
§
Lapisan dalam berupa jaringan endotelium
yang melindungi jaringan di dalamnya.
b.
Terdiri dari:
1)
Arteri pulmonalis
Merupakan pembuluh nadi yang membawa darah menuju paru-paru. Banyak mengandung karbon dioksida yang akan dilepaskan ke paruparu. Di dalam paru-paru, darah melepas karbon dioksida dan mengikat oksigen. Dari kapiler di paruparu, darah akan menuju ke venula, kemudian ke vena pulmonalis dan kembali ke jantung.
Merupakan pembuluh nadi yang membawa darah menuju paru-paru. Banyak mengandung karbon dioksida yang akan dilepaskan ke paruparu. Di dalam paru-paru, darah melepas karbon dioksida dan mengikat oksigen. Dari kapiler di paruparu, darah akan menuju ke venula, kemudian ke vena pulmonalis dan kembali ke jantung.
2)
Aorta
Merupakan pembuluh darah besar yang membawa darah menuju seluruh tubuh. Aorta bercabang-cabang, dan disebut pembuluh nadi (arteri). Arteri bercabang-cabang, disebut arteriola. Arteriola bercabang halus disebut kapiler. Kapiler tersusun oleh satu lapis jaringan endotelium. Kapiler-kapiler akan saling bertautan dan berhubungan dengan kapiler vena yang dinamakan venula.
Merupakan pembuluh darah besar yang membawa darah menuju seluruh tubuh. Aorta bercabang-cabang, dan disebut pembuluh nadi (arteri). Arteri bercabang-cabang, disebut arteriola. Arteriola bercabang halus disebut kapiler. Kapiler tersusun oleh satu lapis jaringan endotelium. Kapiler-kapiler akan saling bertautan dan berhubungan dengan kapiler vena yang dinamakan venula.
2.
Vena (pembuluh darah
balik)
yaitu pembuluh darah
yang membawa darah menuju ke jantung. Dinding
pembuluh lebih tipis dan tidak elastis. Di sepanjang
pembuluh balik terdapat katup.
Terdiri
dari :
a. Vena Pulmonalis
yaitu pembuluh darah yang membawa darah yang mengandung O2 dari paru-paru menuju ke jantung
yaitu pembuluh darah yang membawa darah yang mengandung O2 dari paru-paru menuju ke jantung
b. Vena Cava
Vena cava bercabang-cabang
menjadi vena. Vena bercabang-cabang menjadi kapiler vena yang disebut venula. Ada dua macam vena cava.
1)
Vena cava inferior
pembuluh darah yang membawa darah yang mengandung CO2 dari bagian tubuh lainnya dan anggota badan bawah tubuh ke serambi kanan jantung.
pembuluh darah yang membawa darah yang mengandung CO2 dari bagian tubuh lainnya dan anggota badan bawah tubuh ke serambi kanan jantung.
2)
Vena cava superior
Yaitu pembuluh darah yang membawa darah yang mengandung CO2 dari bagian atas tubuh ke serambi kanan jantung.
Yaitu pembuluh darah yang membawa darah yang mengandung CO2 dari bagian atas tubuh ke serambi kanan jantung.
3.
Pembuluh darah kapiler
Pembuluh darah halus,
yang langsung berhubungan dengan jaringan tubuh. Pada pembuluh darah kapiler
terdapat hubungan antara pembuluh darah arteri dengan pembuluh darah vena.
Pembuluh darah kapiler
tersusun atas satu lapis sel pipih satu lapisan. Semua jaringan tubuh
berhubungan langsung dengan kapiler darah, sehingga proses pertukaran menjadi
lebih efisien.
Pertukaran material
dalam pembuluh darah kapiler ke sel terjadi melalui mekanisme difusi, dan
sistem transport aktif.
Aliran darah dalam
kapiler lebih lambat sehingga memungkinkan proses pertukaran menjadi lebih
efektif
a. Venule
a. Venule
Pembuluh darah kapiler
dari vena
b. Arteriole
b. Arteriole
Pembuluh darah kapiler
dari arteri
III. SISTEM PEREDARAN DARAH
A. Sistem Peredaran Darah Terbuka
Peredaran darah terbuka adalah peredaran atau distribusi darah ke seluruh
tubuh (jaringan) yang tidak selalu melewati pembuluh darah. Kadang darah secara
langsung menuju jaringan tubuh tanpa melalui pembuluh. Dalam sistem peredaran
darah terbuka tidak dapat dibedakan antara darah dan cairan intersisial (cairan
yang mengisi ruang antarsel)
B. Sistem Peredaran Darah Tertutup
Peredaran darah tertutup adalah sirkulasi darah ke seluruh tubuh melalui
pembuluh – pembuluh darah. Pada sistem peredaran darah lni. Darah diedarkan
melewati arteri dan kembali ke jantung melewati vena.
Peredaran darah
manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan dari dan
ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah mengalir melewati jantung sebanyak
dua kali sehingga disebut sebagai peredaran darah ganda yang terdiri dari
:
1.
Peredaran darah panjang/besar/sistemik
Adalah peredaran darah yang
mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung lalu
diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida di
jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena menuju
serambi kanan (atrium) jantung.
2.
Peredaran darah pendek/kecil/pulmonal
Adalah peredaran darah yang
mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung. Darah yang
kaya karbondioksida dari bilik kanan dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis,
di alveolus paru-paru darah tersebut bertukar dengan darah yang kaya
akan oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke serambi kiri jantung melalui
vena pulmonalis.
IV. LIMFE (GETAH BENING)
A. Macam – Macam Limfe
Di dalam tubuh, selain pembuluh
darah juga terdapat pembuluh limfe. Pembuluh ini mengangkut cairan dari
jaringan menuju darah. Selain itu, juga mengangkut lemak dan bahan bahan asing
untuk dirombak ke nodus limfe. Pembuluh limfa bermuara di berbagai jaringan dan
peredarannya termasuk sirkulasi terbuka. Di dalam tubuh terdapat dua pembuluh
limfe berukuran besar sebagai berikut.
1.
Ductus Limfaticus Dexter (Pembuluh Limfe Kanan)
Pembuluh
limfe ini mengangkut limfe yang berasal dari kepala, dada sebelah kanan, dan
lengan kanan. Pembuluh limfe kanan bermuara pada pembuluh balik di bawah vena
subclavia dextra (vena yang melewati tulang selangka sebelah kanan).
2. Ductus Thoracicus
(Pembuluh Limfe Dada)
Pembuluh ini
mengangkut limfe yang berasal dari bagian tubuh lain dan bermuara ke pembuluh
balik di bawah vena subclavia sinestra (vena yang melewati tulang selangka
kiri). Pembuluh limfe dada juga merupakan tempat bermuaranya pembuluh kil atau
pembuluh lemak, yaitu pembuluh yang mengumpulkan asam lemak yang diserap dari
usus. Lemak inilah yang menyebabkan cairan limfe berwarna kuning
keputih-putihan.
Limfe
berasal dari cairan seluruh bagian tubuh. Hal ini memungkinkan di dalam limfe
terdapat kuman-kuman penyakit. Kuman-kuman penyakit ini perlu difilter oleh
pembuluh limfe. Proses ini dilakukan oleh kelenjar limfe. Jadi, bila terdapat
kuman pada suatu luka, maka kuman tersebut akan dibinasakan sebelum masuk ke
dalam sirkulasi darah.
B. Fungsi
Pembuluh Limfe ( getah bening )
Sistem
sirkulasi limfe juga mempunyai beberapa fungsi penting di dalam tubuh di
antaranya sebagai berikut.
1.
Mengambil kelebihan cairan di dalam jaringan dan
mengirimkannya ke darah.
2.
Mengabsorpsi lemak dan asam laktat di usus halus dan
mengangkutnya ke darah.
3.
Membantu mempertahankan tubuh dari penyakit yaitu
dengan melawan bibit penyakit yang masuk, menyaring racun yang dihasilkan oleh
bibit penyakit tersebut, serta membentuk antibodi.
C. Macam – Macam Kelenjar Tubuh
Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa kelenjar tubuh sebagai berikut.
1. Kelenjar
limfe di lipat siku, ketiak, lipatan paha, lutut, dan leher.
2. Kelenjar
limfe di selaput lendir usus.
3. Kelenjar
folikel di pangkal lidah.
4. Tonsil.
5. Adenoid
di dinding tekak.
Amati gambar
berikut untuk mengetahui pembuluh limfe dan letak kelenjar limfe.
D. Perbedaan
Sirkulasi Limfe dengan Sirkulasi Darah
Aliran limfe
dalam pembuluh limfe ini dipengaruhi oleh kontraksi otot rangka. Jadi, terdapat
perbedaan antara sirkulasi darah dengan sirkulasi limfe, perbedaan ini dapat
dilihat dalam tabel berikut.
V.
MACAM – MACAM PENYAKIT
PADA SISTEM PEREDARAN DARAH
1. Anemia
Anemia
merupakan penyakit berupa kurangnya kadar hemoglobin, Fe, dan eritrosit di
dalam tubuh. Dalam keadaan normal, kadar Hb dalam darah yaitu 12–16 gram%.
Adapun jumlah eritrosit normal yaitu 5,3 juta/mm3 darah. Seorang yang menderita
anemia memiliki gejala muka pucat, lesu, sakit kepala, dan gangguan menstruasi.
2. Leukemia
Pada
leukemia, produksi sel darah putih melebihi batas normal. Hal ini disebabkan
oleh pertumbuhan abnormal pada jaringan yang memproduksi sel-sel darah.
Leukemia dapat disebabkan oleh infeksi virus, terkena sinar radio aktif,
terkena zat-zat kimia, serta faktor keturunan (genetik). Penderita leukimia
memiliki ciri-ciri pucat, lesu, demam, dan pendarahan.
3. Thalasemia
Thalasemia
adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh gangguan produksi hemoglobin dan
eritrosit. Thalasemia merupakan penyakit genetik atau keturunan. Gejala penyakit
thalasemia sangat bervariasi, di antaranya anemia, pembesaran limfa, bentuk
tulang abnormal, dan gangguan pertumbuhan.
4. Hemofilia
Penyakit
yang disebabkan karena darah sukar membeku dan penyakit ini biasanya turun
menurun.
5. Artheriosklerosis
Artheriosklerosis
adalah pengerasan nadi karena zat kapur.
6. Sickle
Cell Anemia
Sickle
cell anemia adalah suatu penyakit yang ditandai dengan bentuk sel darah merah
menyerupai bulan sabit. Sel darah merah yang berbentuk bulan sabit tersebut
mudah untuk saling tindih pada pembuluh darah. Akibatnya, sel darah tersebut
menyumbat pembuluh darah dan terjadi hemolisis (pecah). Selain itu, bentuk bulan
sabit berakibat kurangnya daya ikat terhadap oksigen.
7.
Varises
Penyakit
yang diakibatkan oleh pembuluh darah kaki yang melebar karena tekanan darah,
sehingga fungsinya sedikit terganggu dan mengakibatkan pembuluh darah jadi
terlihat.
8. Arterosklerosis
Arterosklerosis
yaitu pengerasan pembuluh nadi karena endapan lemak berbentuk plak (kerak)
yaitu jaringan ikat berserat dan sel-sel otot polos yang di infiltrasi oleh
lipid (lemak)
9. Ambolus
Ambolus yaitu tersumbatnya pembuluh
darah karena benda yang bergerak.
10.
Trombus
Trombus yaitu tersumbatnya pembuluh
darah karena benda yang tidak bergerak.
11.
Erithroblastosis
Erithroblastosis fetalis yaitu rusaknya
eritrosit bayi/janin akibat aglutinasi dari antibodi yang berasal dari ibu.
12.
Hipertensi
Hipertensi
yaitu tekanan darah tinggi akibat arteriosklerosis.
13.
Hipotensi
Hipotensi
yaitu tekanan darah rendah (di bawah normal).
14.
Anemia
pernisiosa
Anemia
pernisiosa ( anemia addison ), adalah suatu penyakit yang disebabkan
ketidakmampuan menyerap vitamin B12.
15.
Jantung Koroner
Jantung
Koroner yaitu penyakht jantung yang disebabkan oleh adanya gumpalam di dalam arteri
coronaria ( nadi tajuk ).
16.
Sklerosis
Sklerosis
adalah penyakht pengerasan dan penyumbatan pembuluh darah akibat penimbunan
lemak dan penimbunan senyawa kapur
17.
Aneurisma
Aneurisma yaitu penyakht
pelebaran pembuluh arteri karena lemahnya dinding pembuluh.