BAB I
PERSIAPAN PRIBADI PENGUSAHA MUDA
Dengan berpedoman pada prinsip “Jika orang lain mampu, saya pun mampu,” pada
dasarnya kita semua bisa berhasil mengembangkan usaha sesuai dengan kemampuan
dan keahlian kita. Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk menjadi
pengusaha muda yaitu : kepribadian, kekuatan, dan kemauan merealisasikan mimpi
menjadi kenyataan.
Merupakan hal yang mutlak bagi keberhasilan sebuah usaha. Dengan kepribadian
yang matang memudahkan kita untuk mengenal diri sendiri, memahami perubahan
sikap mental, dan menyesuaikan diri dengan orang lain. Berikut beberapa hal
terkait usaha membangun kepribadian :
a.
Mengenal Diri Sendiri
Semakin
kita mengenali diri kita sendiri, maka peluang untuk mengambil tindakan yang
salah akan semakin kecil. Beberapa hal terkait dengan mengenal diri sendiri :
1) Mengenal
Karakter Pribadi
Seorang pengusaha
paling tidak harus mempunyai karakter pribadi yang bermotivasi tinggi, suka
mencari tantangan, tidak mudah putus asa, dan suka bergaul dengan orang lain.
2) Mengenal
Bakat dan Kemampuan
Usaha yang berhasil
biasanya terkait dengan mutu barang dan jasa yang dihasilkan. Dan untuk
menghasilkan barang dan jasa terbaik diperlukan adanya bakat dan kemampuan.
b.
Mempersiapkan Perubahan Sikap Mental
Salah
satu yang dihadapi pengusaha adalah adanya ketidakpastian. Oleh karena itu, Pengusaha
muda harus mempersiapkan perubahan sikap mental, diantaranya :
1) Siap menghadapi ketidakpastian
Dapat dilakukan dengan membuat perencanaan usaha yang baik, detail, dan
realistis, serta dapat pula dengan cara mempersiapkan dana cadangan yang
diperoleh dari keuntungan pada saat bulan-bulan usaha ramai. Hal ini akan
mengurangi ketidakpastian tersebut.
2) Siap mengatakan “Bisa”
Seorang pengusaha pantang mengatakan “Tidak Bisa”. Sepanjang pelanggan
bersedia membayar, maka menjadi kewajiban pengusaha untuk memenuhinya.
3) Siap bekerja keras, tekun, dan sabar
4) Berani mengambil risiko dan jangan sampai
rugi
Dengan perhitungan secara matang, membuat alternatif, dan berhati-hati
dalam setiap tindakan.
Pengusaha muda harus menguasai keterampilan
dalam bidang softskill, yaitu :
a.
Menjaga
reputasi
Reputasi
yang baik akan memudahkan dalam membuat jaringan dan memperkenalkan usaha baru.
b.
Kemampuan
membangun jaringan
Seorang
pengusaha harus mampu bergaul dengan sebanyak mungkin teman. Ada beberapa cara
yang dapat dilakukan dalam membangun jaringan, yaitu :
1) Menumbuhkan rasa percaya diri yang kuat
2) Menjadi anak gaul
3) Buat kartu nama yang menarik dan spesifik
serta berikan kepada teman baru
4) Tawarkan persahabatan yang tulus
c.
Naluri
mengenali peluang usaha
Pengusaha
yang berhasil adalah seorang yang mampu mengenali peluang dengan baik. Beberapa
hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan naluri mengenali
peluang usaha adalah :
1) Menentukan arah usaha dan minat
2) Menumbuhkan kepekaan lingkungan dan kondisi
di sekitar
3) Menerapkan manajemen informasi
d.
Kemampuan
Persuasi dan Negosiasi
Dunia
bisnis pasti memerlukan negoisasi dan persuasi dalam mencapai keseimbangan
berbagai kepentingan sehingga dunia bisnis menjadi berhasil. Untuk meningkatkan
kemampuan persuasi dan negoisasi, diperlukan adanya beberapa hal, yaitu :
1) Itikad baik untuk mencapai win-win solution
2) Mempersiapkan diri sebelum negosiasi
3) Meningkatkan kemampuan komunikasi dan
pengendalian emosi
4) Sikap profesional
3. Membangun
Usaha Saat Muda
Ada beberapa alasan
mengapa usaha disaat muda perlu dikembangkan, antara lain :
a.
Adanya kekuatan positif yang dimiliki
kaum muda, terutama mahasiswa untuk berusaha dalam dunia usaha :
1)
Usisa mahasiswa yang berkisar antara 18
– 25 tahun memiliki semangat besar untuk meraih mimpinya. Semangat dari
kelebihan energi tersebut dapat disalurkan melalui usaha produktif.
2)
Penguasaan teori yang baik dan
pengalaman yang telah ada.
3)
Daya nalar dan sistematika berpikir yang
cukup baik.
4)
Kemampuan fisik yang prima.
5)
Kreativitas yang tinggi dan lahirnya
inovasi.
b.
Ada peluang cukup besar berwujud potensi
yang perlu dikembangkan dari status mahasiswa dan kaum muda. Potensi tersebut
adalah :
1)
Waktu mahasiswa dan pengusaha muda yang
relatif masih longgar semasa kuliah dan belum menikah dibandingkan dengan
setelah lulus dan bekerja.
2)
Banyak peluang usaha yang dapat digali
disekitar kampus dan sekitarnya.
3)
Simpati masyarakat terhadap kaum muda
dan mahasiswa relatif tinggi.
4)
Rasa kesetiakawanan dalam almamater yang
tinggi.
4. Merealisasikan Mimpi Menjadi Kenyataan
Mewujudkan mimpi
menjadi kenyataan merupakan pesan yang ingin disampaikan kepada semua pengusaha
muda. Seorang pengusaha yang bekerja keras tanpa mimpi akan menjadi penjudi,
seorang pengusaha yang memiliki mimpi dan bekerja keras tanpa semangat akan
menghasilkan robot pekerja, sedangkan pengusaha yang memiliki mimpi dan
semangat tanpa melakukan tindakan apapun hanya akan menjadi pemimpi. Pengusaha
yang berhasil adalah seorang pengusaha yang mampu bermimpi, bersemangat, dan bertindak
untuk mencapai tujuan.
Beberapa alasan mengapa
anak muda sekarang harus bermimpi menjadi pengusaha, diantaranya :
a. Persaingan
mendapatkan pekerjaan semakin ketat
b. Kebebasan
menetukan nasib sendiri dan berkreasi
c. Potensi
mendapatkan penghasilan yang tinggi
d. Idealisme
mengurangi pengangguran
Untuk mencapai mimpi menjadi pengusaha
muda. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya :
1.
Mengubah
impian menjadi visi
Visi adalah sesuatu yang ingin kita capai dalam waku
tertentu. Setiap mimpi harus dapat diterjemahkan dalam sasaran-sasaran tertentu
guna memudahkan pencapaiannya.
2.
Menyusun
rencana strategis
Rencana
strategis menyangkut rencana mancapai tujuan dalam kurun waktu tertentu dengan
mempertimbangkan faktor eksternal dan internal. Faktor internal adalah
kemampuan keuangan, budaya perusahaan, struktur organisasi, dan proses
produksi. Sedangkan faktor eksternal adalah selera konsumen dan tren pasar,
kondisi persaingan, dan kebijakan pemerintah.
3.
Menetapkan
rencana jangka pendek
Dalam
menyusun rencana jangka pendek, diperlukan perencanaan yang sesuai dengan
kaidah SMART, yaitu :
a. Specific :
Target yang harus dijabarkan secara jelas dan tidak bermakna ganda.
b. Measurable :Target
yang dapat diukur dengan jelas.
c. Acheivable :
Target yang dapat dicapai dengan realistis.
d. Reasonable :Penetapan
target yang mempunyai pijakan yang kuat untuk dapat dicapai.
e. Time Based :
Kurun waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai target.
4.
Melaksanakan
usaha
Perlu dibuat rencana
operasi, yaitu membuat struktur organisasi, menentukan pekerjaan, hak, dan
tanggung jawab setiap orang dengan jelas, serta melaksanakan pengawasan atas
jalannya pekerjaan sehingga mutu pekerjaan dapat dipertanggungjawabkan
kualitasnya.
Terhadap
seluruh pekerjaan, perlu dilakukan evaluasi untuk menentukan cara yang terbaik
dalam pemakaian bahan baku, proses, dan penanganan output, serta kepuasan
konsumen. Pada dasarnya untuk evaluasi, ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan,
diantaranya : jumlah, kualitas, harga, dan ketepatan waktu dalam penyaluran
produk. Apabila hal tersebut dapat dikelola dengan baik, maka usaha akan
berkembang sesuai dengan apa yang diharapkan.
Segudang prestasi dapat diperoleh
melalui belajar dan bekerja keras yang didorong oleh motivasi diri yang kuat
untuk meraih sukses sejak remaja.Bahkan, disebutkan bahwa pendidikan menjadi
kunci sukses keluar dari kesulitan dan dapat memberikan pengetahuan yang lebih
dalam meraih keberhasilan usaha.Dengan akal pikiran, karsa, semangat,
kesempatan, waktu, pendidikan, dan pengalaman merupakan benda abstrak yang
dijadikan sebagai modal tak ternilai serta sangat menentukan keberhasilan dalam
berbisnis dan hidup bermasyarakat. Munculnya kewirausahaan, memberikan
pemahaman dan kebenaran bahwa mitos-mitos yang selalu kita dengar di tengah
masyarakat tidak boleh dipercaya. Mitos tersebut diantaranya :
1. MITOS : WIRAUSAHA MERUPAKAN BAKAT DAN KETURUNAN
Bakat
memang dapat membantu seseorang menjadi pengusaha, namun bukanlah satu-satunya
penentu untuk menjadi pengusaha. Pada kenyataanya, banyak pengusaha dapat
meraih kesuksesan yang diawali oleh adanya keterpaksaan dan kondisi hidup yang
sulit, serta banyak pula pengusaha sukses bukan karena faktor keturunan.
Contoh
: Pemilik Griya Bersih Sehat Ir. Haryono (Alumnus Teknik Sipil ITB) yang
mengembangkan usahanya sampai ke negara tetangga, bukanlah berasal dari
keturunan keluarga pengusaha.
2. MITOS : PENGUSAHA ADALAH PELAKU, BUKAN PEMIKIR
Pada
dasarnya, pengusaha merupakan pelaku sekaligus pemikir. Wirausaha harus
memiliki kecakapan dalam mempersiapkan bisnisnya dengan strategi, taktik, dan
cara yang semuanya harus diputuskan berdasarkan pemikiran yang mendalam meski
terdapat keputusan intuitif yang bisa saja dijalankan.
Contoh
: Dr. Moeryati Soedibjo, Pemilik Mustika Ratu, telah berhasil mengembangkan
obat dan tanaman tradisional menjadi komoditi internasional, bahkan beliau pun
masih sanggup menyelesaikan studi S3 di usianya yang ke-70.
3. MITOS : WIRAUSAHA TIDAK BISA DIAJARKAN ATAU DIBENTUK
Kewirausahaan
mempunyai model, proses, dan studi kasus yang menjelaskan bahwa karakteristik
kewirausahaan sebenarnya dapat diciptakan.Ciri-ciri keagresifan, prakarsa,
pengarah, kesanggupan menanggung risiko, kemampuan analisis, dan ketrampilan
dalam hubungan antar manusia dapat diajarkan.
Contoh
: Dr. Ir. H. Wahyu Saidi, seorang pengusaha yang belajar sampai strata tiga
yang ternyata sukses dengan Bakmi Tebet dan Bakmi Langgaranya. Ia pun banyak
membuat buku dan seminar untuk membagi ilmu serta pengalamannya kepada orang
lain.
4. MITOS : PENGUSAHA ADALAH SELALU SEBAGAI INVERSTOR
Pengusaha
selain sebagai investor juga harus memiliki perilaku yang inovatif. Meskipun
seseorang pada awalnya tidak mampu menjadi investor, jika ia memiliki kemampuan
inovasi yang baik, maka kemampuan tersebut dapat pula dijadikan modal yang
dapat menggantikan sumber daya uang sebagai investasi.
Contoh
: Made (Edam Burger) semula menjual burger orang lain, namun berkat kerja
kerasnya lama-kelamaan ia bisa memiliki pabrik roti burger sendiri dengan omzet
mencapai Rp 30 juta per hari.
5. MITOS : PENGUSAHA MEMBUTUHKAN KEBERUNTUNGAN
Keberuntungan
terjadi ketika sudah dilakukan persiapan untuk menemukan peluang.Pengusaha
disiapkan untuk menangkap peluang dengan sebuah konsep perencanaan, sehingga
ketika peluang itu terjadi maka pengusaha dengan pandai dapat memanfaatkan
momentum.
Contoh
: Eka Tjipta Wijaya, pemilik Sinar Mas Grup menceritakan bahwa kesuksesannya
didapat berkat belajar di pinggir jalan. Peluang yang dimanfaatkannya, mulai
dari menjual kopi di pinggir jalan sampai menjadi kontraktor kuburan di
Sulawesi Selatan, mengantarkan menjadi salah satu konglomerat di negeri ini.
6. MITOS : PENGUSAHA HARUS SELALU SUKSES DAN TIDAK
BOLEH GAGAL
Pengusaha
yang sukses selalu membangun bisnisnya dengan jatuh bangun dan banyak mengalami
kegagalan, sehingga hal tesebut wajar sebelum meraih kesuksesan.
Contoh
: Bob Sadino, Bos agrobisnis dan supermarket Kemchick yang sudah kenyang makan
asam garam dan jatuh-bangun dalam menjalankan bisnisnya, mengawali kariernya
sebagai supir taksi, kuli bangunan, dan menjual telur ayam secara keliling.
7. MITOS : PENGUSAHA ADALAH SAMA SEPERTI PENJUDI
Semua
hal berkenaan dengan usaha pasti tidak terlepas dari sebuah risiko.Pengusaha
mendapatkan keuntungan atau kesuksesan dari menghitung risiko.Sedangkan penjudi
terkadang tidak dapat menghitung risikonya dan menang hanya dari keberuntungan.
Dan pengusaha akan berhasil bila mengawali usahanya dengan kerja keras melalui
perencanaan dan persiapan yang matang untuk memperkecil risiko.
Contoh
: Hari Dharmawan, pendiri dan pemilik ritel besar “Matahari” selalu berpegangan
bahwa pengetahuan dan kemampuan mengolah bisnis, termasuk menghitung risiko
yang mungkin terjadi di masa depan, harus dimiliki setiap pengusaha. Hal ini
karena memungkinkan usaha apa pun yang dirintis bisa tumbuh dan berkembang
menjadi besar.
Mengubah
pola pikir memerlukan keberanian dan kerelaan, karena tanpa itu semua tidak
akan terjadi perubahan apa-apa. Setiap pengusaha yang mau tetap bertahan harus
melakukan perubahan demi perubahan atau akan tertinggal dari para pesaingnya,
serta melakukan instrospeksi apakah selama ini tidak mau melakukan perubahan ke
arah yang lebih baik atau sebaliknya.Agar para pengusaha tidak terjebak hanya
menjalankan bisnis kecil dengan pola manajemen tradisional dan tidak pernah
bisa berkembang, langkah awal yang harus dilakukan adalah mengubah cara pandang
dan mulai membangun pola pikir kewirausahaan.
Pengusaha
harus mengidentifikasi kondisi yang tidak pasti dan tidak dapat diprediksi dari
peluang bisnis potensial yang ada dan segera mengambil kesempatan tersebut
dengan penuh percaya diri.Pengusaha dituntut jeli dalam menangkap sinyal dan
aspek lain yang akan mengurangi bahaya, serta menghindari penempatan atau
pemanfaatan sumber daya dan bakat yang tidak proporsional.Dengan demikian,
ketidakpastian harus dilihat sebagai peluang, bukan ancaman, sehingga pengusaha
lebih memilih memperhitungkan ketidakpastian dari pada menghindarinya.
Hal
ini karena mereka mengetahui bahwa ketika peluang dibiarkan berlalu, terkadang
akan lebih besar biayanya jika mengalami ketertinggalan dibanding jika
melakukan kesalahan. Sebagai konsekuensinya, mereka akan mencari solusi yang
cepat dan dianggap tepat dari pada menghabiskan waktu untuk menganalisis
jawaban yang benar namun sering kali terlambat. Menurut McGrath dan MacMillan
(2000), dalam Rambat (2004), lima karakteristik yang umumnya dimiliki oleh
pengusaha :
1. Pengusaha
sangat bersemangat dalam melihat atau mencari peluang-peluang baru
2. Pengusaha
mengejar peluang dengan disiplin yang ketat
3. Pengusaha
hanya mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang lain
yang belum jelas
4. Pengusaha
berfokus pada pelaksanaan
5. Pengusaha
mengikutsertakan energi setiap orang yang berada dalam jangkauan mereka
MOTIVASI PRESTASI
Setiap
manusia memiliki kekuatan dan kelemahan dalam dirinya, dimana akan sangat baik
bagi kita untuk menutup kelemahan tersebut dengan menonjolkan kekuatan untuk
pencapaian cita-cita dan tujuan. Mampu mengelola, memahami kekuatan dan
kelemahan diri sendiri, serta mau melakukan hal-hal untuk meningkatkan prestasi
merupakan modal dasar pengusaha. Adapun ciri-ciri pribadi pengusaha yang
berhasil, diantaranya :
• Berorientasipadatindakandanmemiliki motif yang
tinggi dalam
mengambil
resiko
untuk
mengejar
tujuan.
• Memanfaatkan kekuatan yang kita
miliki
dan
mengurangi
kelemahan yang ada.
• Mempunyai perilaku yang agresif dalam mengejar tujuan dan berorientasi
pada tujuan dan hasil.
• Mau belajar dari pengalaman dalam menjalankan suatu usaha dari waktu ke waktu.
• Memupuk dan mengembangkan kepribadian yang unggul
secara
terus
menerus.
Seseorang
memiliki minat berwirausaha karena adanya motif berprestasi. Motif berprestasi
merupakan
suatu
nilai
sosial yang menekankan
pada
hasrat
untuk
hasil yang
terbaikgunamemperolehkepuasaanpribadi.
David C McClelland (1971) mengelompokan kebutuhan menjadi 3 (dikenal dengan Tiga
Motif Sosial) :
1. Kebutuhanberprestasiwirausaha
Orang-orang yang memiliki kebutuhan berprestasi
wirausaha tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri :
a) Senang menetapkan sasaran kerja yang menantang.
b) Selalu
merasa apapun yang terjadi, sebagian besar menjadi tanggung jawabnya.
c) Dalam
bekerja selalu ingin memperoleh umpan balik.
Bagi orang–orang yang memiliki kebutuhan berprestasi
wirausaha, uang bukanlah pemicu motivasi, tetapi lebih berperan sebagai tolak
ukur pencapaian sasaran.
2. Kebutuhan
akan kekuasaan
Ciri – cirri
seseorang
dengan
kebutuhan akan kekuasaan yang tinggi :
Ø Berusaha untuk selalu mempengaruhi orang lain atau
membuat orang lain kagum
padanya.
Ø Lebih mementingkan hasil akhir daripada proses.
Ø Mempunyai dorongan kuat untuk dilihat sebagai penyelamat, pembantu, penolongatau
“pahlawan”.
Kebutuhan akan kekuasaan tidak selalu
dikonotasikan negatif, karena pada kenyataannya beberapa jabatan atau pekerjaan
seperti guru dan manajer memerlukan hal tersebut.
3.
Kebutuhan
untuk
berafiliasi
Kebutuhan yang berkaitan dengan
memantapkan, melestarikan, atau memperbaiki hubungan dengan orang lain.
Ciri – ciri
orang yang
memiliki kebutuhan untuk berafiliasi tinggi :
ü Lebih mementingkan suasana antara orang-orang yang bekerja
dibandingkan
dengan
pekerjaannya
sendiri.
ü Lebih memperhatikan reaksi atau sikap orang lain terhadapnya
dan
merasa
tidak
nyaman
jika orang lain bersikap
kurang
bersahabat.
ü
Dalam
melaksanakan
tugas
sangat
dipengaruhi
oleh
siapa yang akan
menjadi
rekan
kerja.
Ketiga kebutuhan diatas merupakan
sesuatu yang dimiliki oleh semua orang, sehingga salah satu akan tampil sebagai
motif sosial yang dominan. Menurut Stephen P. Robbins (2007), kebutuhan yang
kedua dan ketigalah yang berkaitan dengan keberhasilan manajer, sedangkan
kebutuhan yang pertama mencirikan seorang menjadi wirausaha karena memiliki
motivasi yang kuat untuk berprestasi.
MEMANFAATKAN KEKUATAN PIKIRAN BAWAH SADAR
Apa saja yang kita dapatkan hari
ini, baik disadari maupun tidak, sebenarnya merupakan hasil dari proses
kekuatan alam bawah sadar kita. Memang tidak banyak orang menyadari bahwa
dengan menggunakan dan mengelola alam bawah sadar akan menghasilkan kekuatan
yang tak terhingga. Yakinlah apa yang kita dapatkan hari ini sebenarnya sudah
pernah kita bayangkan sebelumnya atau pernah terlintas dalam otak, imajinasi,
atau bahkan dalam mimpi walau hanya sesaat. Sudah tentu bukan berarti
menjadikan kita hanya sebagai pengkhayal tanpa melakukan kegiatan atau
aktivitas apa pun.
Proses mental bawah sadar dapat
membantu kita melaksanakan kegiatan sehari-hari. Banyak gagasan berasal dari
proses pikiran bawah sadar, namun tidak semua orang bisa memanfaatkannya. Kerugian
yang didapat bila pikiran atau gagasan yang muncul saat ini tidak segera
dimanfaatkan adalah pikiran atau gagasan tersebut belum tentu muncul lagi di
masa yang akan datang.
Menggunakan kekuatan yang terfokus
pada keinginan untuk merasakan suatu kesenangan atau kesengsaraan mampu
menimbulkan energi dahsyat dalam hidup. Dengan demikian, apabila berfokus pada
keinginan untuk menjadi pengusaha, kapan pun dan di mana pun pikirannya akan
mengarah pada tujuan tersebut. Secara otomatis, gagasan-gagasan usaha akan
bermunculan dan akan merasakan berada di antara berbagai peluang bisnis yang
dapat dilaksanakan.
Prof. George W. Ladd dalam Buchari
Alma (2005) menguraikan beberapa faktor atau kondisi yang mendorong semakin
produktifnya pikiran bawah sadar yaitu:
1. Sikap
ragu-ragu (doubt)
Jika kita ragu-ragu tentang sesuatu
hal yang sedang kita pikirkan, maka pikiran bawah sadarakan membantu
menciptakan gagasan pemecahan.
2. Sikap
berani (venturesome attitude)
Seorang tidak akan berani mencoba
jika ia takut berbuat salah, maka jangan takut berbuat salah, karena kesalah
itu adalah hal yang biasa dan kegagalan tidak bisa diramalkan secara tepat.
3. Bermacam-macam
pengalaman, memori dan ketertarikan
Hal ini akan sangat membantu memanfaatkan
pikiran bawah sadar, sehinggakita akan mampu membuat jalinan hubungan antar
berbagai masalah yang dihadapi.
4. Persiapan
yang sempurna dan sungguh-sungguh
Jika kita membuat persiapan secara
sungguh-sungguh dan merenungkan masalahnya secara jelas, maka pikiran bawah
sadar akan membantu mengeluarkan gagasan yang bermanfaat.
5. Menyerah
sementara
Jika tidak bisa memecahkan masalah,
adakalanya kita menyerahsementara hingga muncul gagasan baru.
6. Istirahat
atau santai (relaxasion)
Waktu aktifnya proses pikiran bawah
sadar seseorang berbeda-beda, ada yang aktif di malah hari, pagi hari, bahkan
ada juga yang harus tidur terlebih dahulu untuk mendapatkan inspirasi.
7. Menulis
(writing)
Banyak kejadian di mana seseorang
menemukan pikiran bawah sadarnya dengan menulis sesuatu.
8. Bertukar
pikiran
Pikiran yang muncul ketika kita
bertukar pikiran dengan teman atau kerabat akan sangat membantu pemahaman kita
selanjutnya.
9. Bebas
dari kebingungan atau kekacauan
Salah satu hal yang mengganggu
pikiran bawah sadar adalah banyaknya gangguan atau interupsi yang akhirnya
tidak memunculkan intuisi.
10. Batas
waktu (deadlines)
Beberapa ilmuan merasa lebih baik
bekerja bila waktu yang ditetapkan hampir habis. Semakin dekatnya batas waktu
akan mendorong pikiran bawah sadar bekerja semakin giat.
11. Tensi
(tension)
Keterlibatan
kita pada suatu masalah yang sangat mendalam dan ditambah dengan rasa ingin
tahu yang sangat besar akan sangat mendorong pikiran bawah sadar kita.
Selanjutnya, McGregor dalam buku
Safak Muhammad (2005) menjelaskan Hukum Pikiran Bawah Sadar yang terdiri atas
4P, yaitu:
1) Positif
Bahasa yang digunakan dalam
berbicara dengan pikiran bawah sadar biasanya positif. Perkataan yang anda
ucapkan pada diri sendiri (self talk)
membentuk kebiasaan yang terekam dalam pikiran bawah sadar.
2) Kalimat
saat ini (present tense)
Jika anda mengatakan, “Saya ingin
mulai bisnis minggu depan”, apa yang akan terjadi dalam pikiran bawah sadar
anda saat minggu depan tiba? Apakah sekarang sudah minggu depan? Tentu belum!
Sehingga anda akan menunggu hingga minggu depan saat waktunya tiba untuk
memulai bisnis. Dengan demikian, sebaiknya gunakanlah kata “saat ini” ketika
berbicara pada pikiran bawah sadar.
3) Pribadi
Gunakanlah kata “saya”, bukan “kamu”,
“mereka”, “kami”, atau “kita”. Atau, pakailah nama anda sendiri dalam berbicara
pada pikiran bawah sadar (self talk).
Misalnya,Saya, Tomi menjadi pengusaha dan mendapat keuntungan 5 triliun di
tahun 2016.
4) Pengulangan
(persisten)
Semakin sering melakukan
pengulangan atau bicara dengan pikiran bawah sadar, maka semakin mengerti
mengenai apa yang diinginkan atau diharapkan di masa mendatang.
•
Suharyadi, dkk. 2011. Kewirausahaan : Membangun Usaha Sukses Sejak
Usia Muda, Penerbit Salemba Empat. Jakarta.