Senin, 31 Oktober 2016

KEWIRAUSAHAAN : PERSIAPAN PRIBADI PENGUSAHA MUDA DAN MOTIVASI MENJADI PENGUSAHA SUKSES



BAB I

PERSIAPAN PRIBADI PENGUSAHA MUDA


Dengan berpedoman pada prinsip “Jika orang lain mampu, saya pun mampu,” pada dasarnya kita semua bisa berhasil mengembangkan usaha sesuai dengan kemampuan dan keahlian kita. Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk menjadi pengusaha muda yaitu : kepribadian, kekuatan, dan kemauan merealisasikan mimpi menjadi kenyataan.
Merupakan hal yang mutlak bagi keberhasilan sebuah usaha. Dengan kepribadian yang matang memudahkan kita untuk mengenal diri sendiri, memahami perubahan sikap mental, dan menyesuaikan diri dengan orang lain. Berikut beberapa hal terkait usaha membangun kepribadian :
a.       Mengenal Diri Sendiri
Semakin kita mengenali diri kita sendiri, maka peluang untuk mengambil tindakan yang salah akan semakin kecil. Beberapa hal terkait dengan mengenal diri sendiri :
1)      Mengenal Karakter Pribadi
Seorang pengusaha paling tidak harus mempunyai karakter pribadi yang bermotivasi tinggi, suka mencari tantangan, tidak mudah putus asa, dan suka bergaul dengan orang lain.
2)      Mengenal Bakat dan Kemampuan
Usaha yang berhasil biasanya terkait dengan mutu barang dan jasa yang dihasilkan. Dan untuk menghasilkan barang dan jasa terbaik diperlukan adanya bakat dan kemampuan.
b.      Mempersiapkan Perubahan Sikap Mental
Salah satu yang dihadapi pengusaha adalah adanya ketidakpastian. Oleh karena itu, Pengusaha muda harus mempersiapkan perubahan sikap mental, diantaranya :
1)      Siap menghadapi ketidakpastian
Dapat dilakukan dengan membuat perencanaan usaha yang baik, detail, dan realistis, serta dapat pula dengan cara mempersiapkan dana cadangan yang diperoleh dari keuntungan pada saat bulan-bulan usaha ramai. Hal ini akan mengurangi ketidakpastian tersebut.
2)      Siap mengatakan “Bisa”
Seorang pengusaha pantang mengatakan “Tidak Bisa”. Sepanjang pelanggan bersedia membayar, maka menjadi kewajiban pengusaha untuk memenuhinya.
3)      Siap bekerja keras, tekun, dan sabar
4)      Berani mengambil risiko dan jangan sampai rugi
Dengan perhitungan secara matang, membuat alternatif, dan berhati-hati dalam setiap tindakan.
Pengusaha muda harus menguasai keterampilan dalam bidang softskill, yaitu :
a.       Menjaga reputasi
Reputasi yang baik akan memudahkan dalam membuat jaringan dan memperkenalkan usaha baru.
b.      Kemampuan membangun jaringan
Seorang pengusaha harus mampu bergaul dengan sebanyak mungkin teman. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam membangun jaringan, yaitu :
1)      Menumbuhkan rasa percaya diri yang kuat
2)      Menjadi anak gaul
3)      Buat kartu nama yang menarik dan spesifik serta berikan kepada teman baru
4)      Tawarkan persahabatan yang tulus
c.       Naluri mengenali peluang usaha
Pengusaha yang berhasil adalah seorang yang mampu mengenali peluang dengan baik. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan naluri mengenali peluang usaha adalah :
1)      Menentukan arah usaha dan minat
2)      Menumbuhkan kepekaan lingkungan dan kondisi di sekitar
3)      Menerapkan manajemen informasi
d.      Kemampuan Persuasi dan Negosiasi
Dunia bisnis pasti memerlukan negoisasi dan persuasi dalam mencapai keseimbangan berbagai kepentingan sehingga dunia bisnis menjadi berhasil. Untuk meningkatkan kemampuan persuasi dan negoisasi, diperlukan adanya beberapa hal, yaitu :
1)      Itikad baik untuk mencapai win-win solution
2)      Mempersiapkan diri sebelum negosiasi
3)      Meningkatkan kemampuan komunikasi dan pengendalian emosi
4)      Sikap profesional



3.      Membangun Usaha Saat Muda
Ada beberapa alasan mengapa usaha disaat muda perlu dikembangkan, antara lain :
a.       Adanya kekuatan positif yang dimiliki kaum muda, terutama mahasiswa untuk berusaha dalam dunia usaha :
1)      Usisa mahasiswa yang berkisar antara 18 – 25 tahun memiliki semangat besar untuk meraih mimpinya. Semangat dari kelebihan energi tersebut dapat disalurkan melalui usaha produktif.
2)      Penguasaan teori yang baik dan pengalaman yang telah ada.
3)      Daya nalar dan sistematika berpikir yang cukup baik.
4)      Kemampuan fisik yang prima.
5)      Kreativitas yang tinggi dan lahirnya inovasi.
b.      Ada peluang cukup besar berwujud potensi yang perlu dikembangkan dari status mahasiswa dan kaum muda. Potensi tersebut adalah :
1)      Waktu mahasiswa dan pengusaha muda yang relatif masih longgar semasa kuliah dan belum menikah dibandingkan dengan setelah lulus dan bekerja.
2)      Banyak peluang usaha yang dapat digali disekitar kampus dan sekitarnya.
3)      Simpati masyarakat terhadap kaum muda dan mahasiswa relatif tinggi.
4)      Rasa kesetiakawanan dalam almamater yang tinggi.
4.      Merealisasikan Mimpi Menjadi Kenyataan
Mewujudkan mimpi menjadi kenyataan merupakan pesan yang ingin disampaikan kepada semua pengusaha muda. Seorang pengusaha yang bekerja keras tanpa mimpi akan menjadi penjudi, seorang pengusaha yang memiliki mimpi dan bekerja keras tanpa semangat akan menghasilkan robot pekerja, sedangkan pengusaha yang memiliki mimpi dan semangat tanpa melakukan tindakan apapun hanya akan menjadi pemimpi. Pengusaha yang berhasil adalah seorang pengusaha yang mampu bermimpi, bersemangat, dan bertindak untuk mencapai tujuan.
Beberapa alasan mengapa anak muda sekarang harus bermimpi menjadi pengusaha, diantaranya :
a.       Persaingan mendapatkan pekerjaan semakin ketat
b.      Kebebasan menetukan nasib sendiri dan berkreasi
c.       Potensi mendapatkan penghasilan yang tinggi
d.      Idealisme mengurangi pengangguran

Untuk mencapai mimpi menjadi pengusaha muda. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya :
1.      Mengubah impian menjadi visi
Visi adalah sesuatu yang ingin kita capai dalam waku tertentu. Setiap mimpi harus dapat diterjemahkan dalam sasaran-sasaran tertentu guna memudahkan pencapaiannya.
2.      Menyusun rencana strategis
Rencana strategis menyangkut rencana mancapai tujuan dalam kurun waktu tertentu dengan mempertimbangkan faktor eksternal dan internal. Faktor internal adalah kemampuan keuangan, budaya perusahaan, struktur organisasi, dan proses produksi. Sedangkan faktor eksternal adalah selera konsumen dan tren pasar, kondisi persaingan, dan kebijakan pemerintah.
3.      Menetapkan rencana jangka pendek
Dalam menyusun rencana jangka pendek, diperlukan perencanaan yang sesuai dengan kaidah SMART, yaitu :
a.       Specific : Target yang harus dijabarkan secara jelas dan tidak bermakna ganda.
b.      Measurable :Target yang dapat diukur dengan jelas.
c.       Acheivable : Target yang dapat dicapai dengan realistis.
d.      Reasonable :Penetapan target yang mempunyai pijakan yang kuat untuk dapat dicapai.
e.       Time Based : Kurun waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai target.
4.      Melaksanakan usaha
Perlu dibuat rencana operasi, yaitu membuat struktur organisasi, menentukan pekerjaan, hak, dan tanggung jawab setiap orang dengan jelas, serta melaksanakan pengawasan atas jalannya pekerjaan sehingga mutu pekerjaan dapat dipertanggungjawabkan kualitasnya.
Terhadap seluruh pekerjaan, perlu dilakukan evaluasi untuk menentukan cara yang terbaik dalam pemakaian bahan baku, proses, dan penanganan output, serta kepuasan konsumen. Pada dasarnya untuk evaluasi, ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan, diantaranya : jumlah, kualitas, harga, dan ketepatan waktu dalam penyaluran produk. Apabila hal tersebut dapat dikelola dengan baik, maka usaha akan berkembang sesuai dengan apa yang diharapkan.




Segudang prestasi dapat diperoleh melalui belajar dan bekerja keras yang didorong oleh motivasi diri yang kuat untuk meraih sukses sejak remaja.Bahkan, disebutkan bahwa pendidikan menjadi kunci sukses keluar dari kesulitan dan dapat memberikan pengetahuan yang lebih dalam meraih keberhasilan usaha.Dengan akal pikiran, karsa, semangat, kesempatan, waktu, pendidikan, dan pengalaman merupakan benda abstrak yang dijadikan sebagai modal tak ternilai serta sangat menentukan keberhasilan dalam berbisnis dan hidup bermasyarakat. Munculnya kewirausahaan, memberikan pemahaman dan kebenaran bahwa mitos-mitos yang selalu kita dengar di tengah masyarakat tidak boleh dipercaya. Mitos tersebut diantaranya :
1.      MITOS : WIRAUSAHA MERUPAKAN BAKAT DAN KETURUNAN
Bakat memang dapat membantu seseorang menjadi pengusaha, namun bukanlah satu-satunya penentu untuk menjadi pengusaha. Pada kenyataanya, banyak pengusaha dapat meraih kesuksesan yang diawali oleh adanya keterpaksaan dan kondisi hidup yang sulit, serta banyak pula pengusaha sukses bukan karena faktor keturunan.
Contoh : Pemilik Griya Bersih Sehat Ir. Haryono (Alumnus Teknik Sipil ITB) yang mengembangkan usahanya sampai ke negara tetangga, bukanlah berasal dari keturunan keluarga pengusaha.
2.      MITOS : PENGUSAHA ADALAH PELAKU, BUKAN PEMIKIR
Pada dasarnya, pengusaha merupakan pelaku sekaligus pemikir. Wirausaha harus memiliki kecakapan dalam mempersiapkan bisnisnya dengan strategi, taktik, dan cara yang semuanya harus diputuskan berdasarkan pemikiran yang mendalam meski terdapat keputusan intuitif yang bisa saja dijalankan.
Contoh : Dr. Moeryati Soedibjo, Pemilik Mustika Ratu, telah berhasil mengembangkan obat dan tanaman tradisional menjadi komoditi internasional, bahkan beliau pun masih sanggup menyelesaikan studi S3 di usianya yang ke-70.
3.      MITOS : WIRAUSAHA TIDAK BISA DIAJARKAN ATAU DIBENTUK
Kewirausahaan mempunyai model, proses, dan studi kasus yang menjelaskan bahwa karakteristik kewirausahaan sebenarnya dapat diciptakan.Ciri-ciri keagresifan, prakarsa, pengarah, kesanggupan menanggung risiko, kemampuan analisis, dan ketrampilan dalam hubungan antar manusia dapat diajarkan.
Contoh : Dr. Ir. H. Wahyu Saidi, seorang pengusaha yang belajar sampai strata tiga yang ternyata sukses dengan Bakmi Tebet dan Bakmi Langgaranya. Ia pun banyak membuat buku dan seminar untuk membagi ilmu serta pengalamannya kepada orang lain.
4.      MITOS : PENGUSAHA ADALAH SELALU SEBAGAI INVERSTOR
Pengusaha selain sebagai investor juga harus memiliki perilaku yang inovatif. Meskipun seseorang pada awalnya tidak mampu menjadi investor, jika ia memiliki kemampuan inovasi yang baik, maka kemampuan tersebut dapat pula dijadikan modal yang dapat menggantikan sumber daya uang sebagai investasi.
Contoh : Made (Edam Burger) semula menjual burger orang lain, namun berkat kerja kerasnya lama-kelamaan ia bisa memiliki pabrik roti burger sendiri dengan omzet mencapai Rp 30 juta per hari.
5.      MITOS : PENGUSAHA MEMBUTUHKAN KEBERUNTUNGAN
Keberuntungan terjadi ketika sudah dilakukan persiapan untuk menemukan peluang.Pengusaha disiapkan untuk menangkap peluang dengan sebuah konsep perencanaan, sehingga ketika peluang itu terjadi maka pengusaha dengan pandai dapat memanfaatkan momentum.
Contoh : Eka Tjipta Wijaya, pemilik Sinar Mas Grup menceritakan bahwa kesuksesannya didapat berkat belajar di pinggir jalan. Peluang yang dimanfaatkannya, mulai dari menjual kopi di pinggir jalan sampai menjadi kontraktor kuburan di Sulawesi Selatan, mengantarkan menjadi salah satu konglomerat di negeri ini.
6.      MITOS : PENGUSAHA HARUS SELALU SUKSES DAN TIDAK BOLEH GAGAL
Pengusaha yang sukses selalu membangun bisnisnya dengan jatuh bangun dan banyak mengalami kegagalan, sehingga hal tesebut wajar sebelum meraih kesuksesan.
Contoh : Bob Sadino, Bos agrobisnis dan supermarket Kemchick yang sudah kenyang makan asam garam dan jatuh-bangun dalam menjalankan bisnisnya, mengawali kariernya sebagai supir taksi, kuli bangunan, dan menjual telur ayam secara keliling.
7.      MITOS : PENGUSAHA ADALAH SAMA SEPERTI PENJUDI
Semua hal berkenaan dengan usaha pasti tidak terlepas dari sebuah risiko.Pengusaha mendapatkan keuntungan atau kesuksesan dari menghitung risiko.Sedangkan penjudi terkadang tidak dapat menghitung risikonya dan menang hanya dari keberuntungan. Dan pengusaha akan berhasil bila mengawali usahanya dengan kerja keras melalui perencanaan dan persiapan yang matang untuk memperkecil risiko.
Contoh : Hari Dharmawan, pendiri dan pemilik ritel besar “Matahari” selalu berpegangan bahwa pengetahuan dan kemampuan mengolah bisnis, termasuk menghitung risiko yang mungkin terjadi di masa depan, harus dimiliki setiap pengusaha. Hal ini karena memungkinkan usaha apa pun yang dirintis bisa tumbuh dan berkembang menjadi besar.

Mengubah pola pikir memerlukan keberanian dan kerelaan, karena tanpa itu semua tidak akan terjadi perubahan apa-apa. Setiap pengusaha yang mau tetap bertahan harus melakukan perubahan demi perubahan atau akan tertinggal dari para pesaingnya, serta melakukan instrospeksi apakah selama ini tidak mau melakukan perubahan ke arah yang lebih baik atau sebaliknya.Agar para pengusaha tidak terjebak hanya menjalankan bisnis kecil dengan pola manajemen tradisional dan tidak pernah bisa berkembang, langkah awal yang harus dilakukan adalah mengubah cara pandang dan mulai membangun pola pikir kewirausahaan.
Pengusaha harus mengidentifikasi kondisi yang tidak pasti dan tidak dapat diprediksi dari peluang bisnis potensial yang ada dan segera mengambil kesempatan tersebut dengan penuh percaya diri.Pengusaha dituntut jeli dalam menangkap sinyal dan aspek lain yang akan mengurangi bahaya, serta menghindari penempatan atau pemanfaatan sumber daya dan bakat yang tidak proporsional.Dengan demikian, ketidakpastian harus dilihat sebagai peluang, bukan ancaman, sehingga pengusaha lebih memilih memperhitungkan ketidakpastian dari pada menghindarinya.
Hal ini karena mereka mengetahui bahwa ketika peluang dibiarkan berlalu, terkadang akan lebih besar biayanya jika mengalami ketertinggalan dibanding jika melakukan kesalahan. Sebagai konsekuensinya, mereka akan mencari solusi yang cepat dan dianggap tepat dari pada menghabiskan waktu untuk menganalisis jawaban yang benar namun sering kali terlambat. Menurut McGrath dan MacMillan (2000), dalam Rambat (2004), lima karakteristik yang umumnya dimiliki oleh pengusaha :
1.      Pengusaha sangat bersemangat dalam melihat atau mencari peluang-peluang baru
2.      Pengusaha mengejar peluang dengan disiplin yang ketat
3.      Pengusaha hanya mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang lain yang belum jelas
4.      Pengusaha berfokus pada pelaksanaan
5.      Pengusaha mengikutsertakan energi setiap orang yang berada dalam jangkauan mereka


MOTIVASI PRESTASI

Setiap manusia memiliki kekuatan dan kelemahan dalam dirinya, dimana akan sangat baik bagi kita untuk menutup kelemahan tersebut dengan menonjolkan kekuatan untuk pencapaian cita-cita dan tujuan. Mampu mengelola, memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri, serta mau melakukan hal-hal untuk meningkatkan prestasi merupakan modal dasar pengusaha. Adapun ciri-ciri pribadi pengusaha yang berhasil, diantaranya :
      Berorientasipadatindakandanmemiliki motif yang tinggi dalam mengambil resiko untuk mengejar tujuan.
      Memanfaatkan kekuatan yang kita miliki dan mengurangi kelemahan yang ada.
      Mempunyai perilaku yang agresif dalam mengejar tujuan dan berorientasi pada tujuan dan hasil.
      Mau belajar dari pengalaman dalam menjalankan suatu usaha dari waktu ke waktu.
      Memupuk dan mengembangkan kepribadian yang unggul secara terus menerus.
Seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya motif berprestasi. Motif berprestasi merupakan suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk hasil yang terbaikgunamemperolehkepuasaanpribadi.
David C McClelland (1971) mengelompokan kebutuhan menjadi 3 (dikenal dengan Tiga Motif Sosial) :
1.      Kebutuhanberprestasiwirausaha
Orang-orang yang memiliki kebutuhan berprestasi wirausaha tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri :
a)      Senang menetapkan sasaran kerja yang menantang.
b)      Selalu merasa apapun yang terjadi, sebagian besar menjadi tanggung jawabnya.
c)      Dalam bekerja selalu ingin memperoleh umpan balik.
Bagi orang–orang yang memiliki kebutuhan berprestasi wirausaha, uang bukanlah pemicu motivasi, tetapi lebih berperan sebagai tolak ukur pencapaian sasaran.
2.      Kebutuhan akan kekuasaan
Ciri – cirri seseorang dengan kebutuhan akan kekuasaan yang tinggi :
Ø  Berusaha untuk selalu mempengaruhi orang lain atau membuat orang lain kagum padanya.
Ø  Lebih mementingkan hasil akhir daripada proses.
Ø  Mempunyai dorongan kuat untuk dilihat sebagai penyelamat, pembantu, penolongatau pahlawan”.
Kebutuhan akan kekuasaan tidak selalu dikonotasikan negatif, karena pada kenyataannya beberapa jabatan atau pekerjaan seperti guru dan manajer memerlukan hal tersebut.
3.      Kebutuhan untuk berafiliasi
Kebutuhan yang berkaitan dengan memantapkan, melestarikan, atau memperbaiki hubungan dengan orang lain.
Ciri – ciri orang yang memiliki kebutuhan untuk berafiliasi tinggi :
ü  Lebih mementingkan suasana antara orang-orang yang bekerja dibandingkan dengan pekerjaannya sendiri.
ü  Lebih memperhatikan reaksi atau sikap orang lain terhadapnya dan merasa tidak nyaman jika orang lain bersikap kurang bersahabat.
ü  Dalam melaksanakan tugas sangat dipengaruhi oleh siapa yang akan menjadi rekan kerja.

Ketiga kebutuhan diatas merupakan sesuatu yang dimiliki oleh semua orang, sehingga salah satu akan tampil sebagai motif sosial yang dominan. Menurut Stephen P. Robbins (2007), kebutuhan yang kedua dan ketigalah yang berkaitan dengan keberhasilan manajer, sedangkan kebutuhan yang pertama mencirikan seorang menjadi wirausaha karena memiliki motivasi yang kuat untuk berprestasi.

MEMANFAATKAN KEKUATAN PIKIRAN BAWAH SADAR

Apa saja yang kita dapatkan hari ini, baik disadari maupun tidak, sebenarnya merupakan hasil dari proses kekuatan alam bawah sadar kita. Memang tidak banyak orang menyadari bahwa dengan menggunakan dan mengelola alam bawah sadar akan menghasilkan kekuatan yang tak terhingga. Yakinlah apa yang kita dapatkan hari ini sebenarnya sudah pernah kita bayangkan sebelumnya atau pernah terlintas dalam otak, imajinasi, atau bahkan dalam mimpi walau hanya sesaat. Sudah tentu bukan berarti menjadikan kita hanya sebagai pengkhayal tanpa melakukan kegiatan atau aktivitas apa pun.
Proses mental bawah sadar dapat membantu kita melaksanakan kegiatan sehari-hari. Banyak gagasan berasal dari proses pikiran bawah sadar, namun tidak semua orang bisa memanfaatkannya. Kerugian yang didapat bila pikiran atau gagasan yang muncul saat ini tidak segera dimanfaatkan adalah pikiran atau gagasan tersebut belum tentu muncul lagi di masa yang akan datang.
Menggunakan kekuatan yang terfokus pada keinginan untuk merasakan suatu kesenangan atau kesengsaraan mampu menimbulkan energi dahsyat dalam hidup. Dengan demikian, apabila berfokus pada keinginan untuk menjadi pengusaha, kapan pun dan di mana pun pikirannya akan mengarah pada tujuan tersebut. Secara otomatis, gagasan-gagasan usaha akan bermunculan dan akan merasakan berada di antara berbagai peluang bisnis yang dapat dilaksanakan.
Prof. George W. Ladd dalam Buchari Alma (2005) menguraikan beberapa faktor atau kondisi yang mendorong semakin produktifnya pikiran bawah sadar yaitu:
1.      Sikap ragu-ragu (doubt)
Jika kita ragu-ragu tentang sesuatu hal yang sedang kita pikirkan, maka pikiran bawah sadarakan membantu menciptakan gagasan pemecahan.
2.      Sikap berani (venturesome attitude)
Seorang tidak akan berani mencoba jika ia takut berbuat salah, maka jangan takut berbuat salah, karena kesalah itu adalah hal yang biasa dan kegagalan tidak bisa diramalkan secara tepat.
3.      Bermacam-macam pengalaman, memori dan ketertarikan
Hal ini akan sangat membantu memanfaatkan pikiran bawah sadar, sehinggakita akan mampu membuat jalinan hubungan antar berbagai masalah yang dihadapi.
4.      Persiapan yang sempurna dan sungguh-sungguh
Jika kita membuat persiapan secara sungguh-sungguh dan merenungkan masalahnya secara jelas, maka pikiran bawah sadar akan membantu mengeluarkan gagasan yang bermanfaat.
5.      Menyerah sementara
Jika tidak bisa memecahkan masalah, adakalanya kita menyerahsementara hingga muncul gagasan baru.
6.      Istirahat atau santai (relaxasion)
Waktu aktifnya proses pikiran bawah sadar seseorang berbeda-beda, ada yang aktif di malah hari, pagi hari, bahkan ada juga yang harus tidur terlebih dahulu untuk mendapatkan inspirasi.

7.      Menulis (writing)
Banyak kejadian di mana seseorang menemukan pikiran bawah sadarnya dengan menulis sesuatu.
8.      Bertukar pikiran
Pikiran yang muncul ketika kita bertukar pikiran dengan teman atau kerabat akan sangat membantu pemahaman kita selanjutnya.
9.      Bebas dari kebingungan atau kekacauan
Salah satu hal yang mengganggu pikiran bawah sadar adalah banyaknya gangguan atau interupsi yang akhirnya tidak memunculkan intuisi.
10.  Batas waktu (deadlines)
Beberapa ilmuan merasa lebih baik bekerja bila waktu yang ditetapkan hampir habis. Semakin dekatnya batas waktu akan mendorong pikiran bawah sadar bekerja semakin giat.
11.  Tensi (tension)
Keterlibatan kita pada suatu masalah yang sangat mendalam dan ditambah dengan rasa ingin tahu yang sangat besar akan sangat mendorong pikiran bawah sadar kita.
Selanjutnya, McGregor dalam buku Safak Muhammad (2005) menjelaskan Hukum Pikiran Bawah Sadar yang terdiri atas 4P, yaitu:
1)      Positif
Bahasa yang digunakan dalam berbicara dengan pikiran bawah sadar biasanya positif. Perkataan yang anda ucapkan pada diri sendiri (self talk) membentuk kebiasaan yang terekam dalam pikiran bawah sadar.
2)      Kalimat saat ini (present tense)
Jika anda mengatakan, “Saya ingin mulai bisnis minggu depan”, apa yang akan terjadi dalam pikiran bawah sadar anda saat minggu depan tiba? Apakah sekarang sudah minggu depan? Tentu belum! Sehingga anda akan menunggu hingga minggu depan saat waktunya tiba untuk memulai bisnis. Dengan demikian, sebaiknya gunakanlah kata “saat ini” ketika berbicara pada pikiran bawah sadar.

3)      Pribadi
Gunakanlah kata “saya”, bukan “kamu”, “mereka”, “kami”, atau “kita”. Atau, pakailah nama anda sendiri dalam berbicara pada pikiran bawah sadar (self talk). Misalnya,Saya, Tomi menjadi pengusaha dan mendapat keuntungan 5 triliun di tahun 2016.
4)      Pengulangan (persisten)
Semakin sering melakukan pengulangan atau bicara dengan pikiran bawah sadar, maka semakin mengerti mengenai apa yang diinginkan atau diharapkan di masa mendatang.



      Suharyadi, dkk. 2011. Kewirausahaan : Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda, Penerbit Salemba Empat. Jakarta.