Senin, 31 Oktober 2016

PAPER PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN



PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
“PERAN ORANG KRISTEN DI MASYARAKAT”
Dosen Pembimbing : Pdt. Daniel Ngatnu













Disusun Oleh :
Bayu Yuli Kurniawan
15 22 100 969
Semester 1


Fakultas Ekonomi
Program Studi Akuntansi Non Reguler
Universitas Widya Dharma Klaten
2015-2016




ABSTRAK

Kristen merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia. Kristen walaupun menjadi agama yang minoritas, namun peran orang percaya (orang Kristen) dalam kehidupan di masyarakat sangat diperlukan. Peran orang Kristen di Indonesia, antara lain di bidang pendidikan, politik, ekonomi, sosial, budaya dan dalam bidang lainnya. Paper ini, akan menjelaskan peran orang Kristen dalam membangun moral bangsa Indonesia.

Kata Kunci : Peran Orang Kristen Dalam Membangun Moralitas Bangsa Indonesia












ABSTRACT

Christian is one of the recognized religions in Indonesia. Although Christians become religious minorities, but the role of believers (Christians) in the life of the community is needed. The role of Christians in Indonesia is in the field of education, political, economic, social, cultural and in other fields. This paper will explain the role of Christians in building the morale of the nation of Indonesia.


Keywords: Role of Christians In Indonesia Nation Building Morality







DAFTAR ISI



 





KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga paper ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya, khusunya kepada dosen Pendidikan Agama Kristen, Bapak Pendeta Daniel Ngatnu.
Dan harapan saya semoga paper ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi paper agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya. Saya yakin masih banyak kekurangan dalam paper ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan paper ini.







Klaten, 30 Januari 2016


Bayu Yuli Kurniawan


 

BAB I

PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara yang berideologi Pancasila. Indonesia mengakui 6 agama yang dinilai ajarannya tidak menyimpang dari Pancasila. Dengan adanya agama tersebut, diharapkan warga negara (baik yang beragama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu) memiliki jiwa rohani yang takut akan Tuhan, bertoleransi. beradab dan bermoral.
Namun di zaman modernisasi ini, kehidupan umat manusia begitu memprihatinkan bahkan sangat mengerikan. Tawuran pelajar, pergaulan & sex bebas, narkoba, dll. seakan-akan sudah menjadi pola atau gaya hidup umat manusia saat ini. Hal ini telah membuat bangsa kita terperosok dalam keterpurukan. Bahkan akhir-akhir ini banyak orang yang mulai kehilangan kesadaran dan mulai hidup berdasarkan naluri alamiah semata. Orang yang lapar mulai mencari makan dengan cara apa saja, tidak peduli secara baik atau buruk, asal perut kenyang.
Orang yang marah melapiaskan saja kemarahannya dengan cara apa saja kepada siapa saja. Dan telah lahir aneka kebiadaban dalam masyarakat kita, yang makin memperhebat keterpurukannya. Orang mulai melakukan apa yang benar menurut pandangannya sendiri. Mereka mulai membenarkan permainan judi, perceraian, sex bebas, persundalan, perzinahan, dll. Semua hal-hal yang selama ini dianggap tidak bermoral mulai dijadikan moralitas. Hal ini memberi bukti dan indikasi kepada kita bahwa telah terjadi kemerosotan rohani dan moral pada sebagian umat manusia di bangsa ini.
Sebagai orang percaya, sudah seharusnya kita bisa menjahui hal-hal tersebut karena semua hal-hal tersebut dilarang dan sudah tercantum di Alkitab. Di dalam Alkitab disebutkan sebagai “keinginan daging” (Galatia 5:19-21). Oleh sebab itu, paper ini akan membahas mengenai peran orang percaya dalam membangun moralitas bangsa Indonesia.

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam paper ini adalah sebagai berikut:
a.         Faktor apa saja yang mempengaruhi merosotnya moralitas bangsa Indonesia?
b.        Apa peran kita sebagai orang percaya (Kristen) dalam membangun moralitas bangsa Indonesia?
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari dibuatnya paper ini adalah sebagai berikut:
a.        Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi merosotnya moralitas bangsa Indonesia.
b.        Untuk mengetahui peran kita sebagai orang percaya (Kristen) dalam membangun moralitas bangsa Indonesia.

Landasan teori dari paper ini adalah dari sabda Tuhan Yesus Kristus yang berada dalam Alkitab, yaitu pada Matius 5:13-16 yang demikian sabdanya "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak akan menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Dalam penyusunannya, paper ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengambilan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Teknik pengambilan data yang digunakan dalam paper ini adalah studi pustakaan. Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.





BAB II

pEMBAHASAN

Merosotnya moralitas bangsa Indonesia berawal dari era kebebasan yang menurut saya sudah kebablasan. Sehingga moralitas telah kehilangan maknanya. Orang mulai berbuat semaunya saja tanpa menghargai keberadaan orang lain. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di bangsa kita akhir-akhir ini, yakni aksi terorisme, pembunuhan, perampokan, perkosaan, yang benar disalahkan demikian juga sebaliknya, semuanya menunjuk kepada kenyataan bahwa sebagian orang sudah tidak lagi menghargai keberadaan orang lain. Tidak ada lagi nilai yang dijunjung bersama. Masing-masing pihak berusaha untuk menerapkan aturannya sendiri dan merasa aturannya sebagai kebenaran. Dengan demikian masing-masing pihak bebas mengatur dirinya menurut ukuran moralitasnya sendiri. Suka atau tidak suka, kita sedang berada di tempat dimana orang mulai mempercayai bahwa setiap orang punya wewenang untuk menetukan apa yang baik atau apa yang buruk, apa yang benar dan apa yang salah bagi dirinya sendiri, seperti yang terjadi di zaman Hakim-hakim “Setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri” (Hakim 21:25).
Memang disatu sisi, setiap orang bertanggung jawab atas perilakunya sendiri. Setiap orang wajib memilih serta memutuskan nilai dan norma yang baik serta hidup sesuai dengan apa yang telah dipilihnya. Namun disisi lain, setiap orang terikat pada sesama. Karena dengan membentuk identitas diri sendiri, ia turut membetuk identitas orang-orang disekitarnya dan juga dibentuk oleh mereka. Karena semua nilai dan norma dapat dia pelajari dari masyarakat atau komunitas dimana ia selalu berada. Dari situ nyatalah bahwa manusia sebagai mahkluk sosial dapat mempelajari perilaku sosial melalui interaksinya dengan orang lain dan melalui proses interaksi tersebut manusia malakukan interpretasi dalam rangka membentuk konsep diri.
Faktor utama lunturnya moralitas dalam masyarakat kita (khusunya orang Kristen) adalah karena begitu banyak orang yang tidak mengenal kasih Kristus dan mereka juga tidak mengenal pesan Alkitab yang telah memberi kepada dunia suatu tatanan moralitas tertinggi dan yang harus diikuti. Mereka tidak menyadari dan tidak mengetahui bahwa Alkitab adalah pemandu yang pasti dan akurat untuk yang benar dan yang salah.
Faktor lain yang menyebabkan moralitas bangsa kita terpuruk adalah akibat mass media. Mengapa? Masyarakat terus saja dicecoki suguhan yang mengandung unsur imoralitas. Bahkan begitu banyak sajian gambar yang tidak ada nilai moralitasnya ditayangkan di bioskop, video, VCD, atau TV, yang telah mematikan hati nurani umat manusia dan telah melunturkan nilai-nilai kekristenan. Sehingga pemikiran atau pengertian yang jorok telah tertanam di dalam masyarakat kita.

Banyak orang berpikir dan mengira bahwa ini hanya dilakukan oleh orang-orang non Kristen saja. Tetapi kenyataannya ini juga dilakukan oleh orang-orang Kristen yang mengaku dirinya percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Hal ini memang pekerjaan Iblis yang senantiasa menipu dan mau menguasai pikiran manusia agar tidak lagi memikirkan hal-hal rohani. Iblis secara aktif ikut terlibat dalam usaha mencoba mengalihkan pikiran orang percaya agar tidak menempuh kehidupan dengan iman kepada Kristus. Iblis melakukannya dengan jalan memasukkan pikiran dan gagasannya kedalam pikiran manusia. Ia gigih berusaha menanamkan pola pikir dunia yang negatif kedalam pikiran manusia. Iblis yang adalah musuh kita bertekad bulat untuk mencengkeram fungsi pemikiran ini sampai akhirnya betul-betul lumpuh dan tidak mampu menuruti kehendak Allah. Semuanya ini telah membawa manusia kepada pencarian jati diri melalui hal-hal yang salah. Anak-anak muda tidak lagi ingin tunduk kepada kekuasaan orang tua, perintah guru, atau pihak-pihak yang biasa mengaturnya. Mereka mulai hidup “semau gue”
Melihat realita ini, kita perlu mempertanyakan peran orang percaya. Apakah kita terus berdiam diri saja? Apakah kita tega membiarkan umat manusia terpuruk dalam imoralitas? Jika memang ada dan orang percaya harus berperan, peran apakah yang harus dilakukan oleh orang percaya untuk menghambat imoralitas? Kita tidak boleh berdiam diri dan berpangku tangan saja melihat semua ini. Kita harus mengambil bagian untuk menciptakan moralitas yang baik bagi bangsa ini.
Saya melihat bahwa, apa yang terjadi di bangsa ini, yakni mulai terpuruknya moralitas adalah kesalahan kita orang percaya. Kita lebih banyak berdiam diri. Kita tidak merealisasikan fungsi kita sebagai garam dan terang dunia (Matius 5:13-16). Kita juga telah gagal mematuhi dan melakukan mandat kultural Alkitab untuk melibatkan diri dalam setiap bidang kegiatan dalam masyarakat dimana kita berada. Kita lebih banyak menarik diri dari berbagai kegiatan, karena mungkin kita anggap sebagai hal-hal yang tidak bisa dilakukan, dan kita membiarkan semuanya itu kepada orang-orang yang tidak percaya dan tidak bertanggung jawab.
Kita orang percaya telah gagal memenuhi tanggung jawab. Kita gagal mematuhi perintah Kristus untuk menggarami, menerangi dan menjadikan semua bangsa muridNya. Memang hal ini sangat dilematis bagi orang percaya. Karena disatu sisi, kita dituntut untuk berbeda dengan dunia ini. Bahkan pengertian garam dan terang juga menunjukkan bahwa kita jangan menjadi sama dengan dunia ini. Tetapi bagaimana kita bisa mengubah perilaku dari masyarakat jika kita tidak berbaur dengan mereka? Bagaimana kita bisa menerangi dan menggarami jika kita hanya berdiam diri saja, tinggal di rumah dan hanya menyaksikan tontonan imoralitas yang terus menerus dilakukan oleh masyarakat kita?
Sebagai orang percaya, kita harus berusaha supaya pengaruh Yesus Kristus dapat dirasakan di setiap aspek kegiatan dalam masyarakat kita. Sebagai garam, orang percaya harus melindungi supaya yang baik tidak membusuk. Kita harus membuktikan bahwa kita adalah pelindung norma dan moralitas bangsa. Kita tidak boleh membiarkan orang melakukan apa yang benar menurut pandangannya sendiri.
Oleh karena itu, sebagai orang Kristen – pengikut Kristus - kita memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memperkenalkan Kristus dalam masyarakat dimanapun kita berada. Karena tidak ada siapapun selain Yesus Kristus yang cukup benar, berkuasa, dan kuat serta pengasih, untuk bisa menciptakan tatanan moral yag harus dipatuhi. Moralitas tidak bisa dipisahkan dengan Yesus Kristus. Kristus secara mutlak diperlukan dalam moralitas. Karena tidak ada teori moral yang baik yang bisa timbul dari orang yang tidak beragama dan tidak mempercayai Tuhan (ateisme). Dasar moralitas adalah keberadaan Kristus. Tanpa kristus, tidak ada lagi tolok ukur yang obyektif diluar diri kita sendiri.
Kita harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi (rasa percaya diri yang didasarkan kepada kepercayaan kita kepada Kristus), bahwa kita memiliki kemampuan untuk mengubah perilaku dalam masyarakat. Kita dapat membantu dan membentuk masyarakat dalam komunitas kita menjadi pribadi-pribadi yang berkembang baik. Dan ini membutuhkan orang percaya yang sadar akan tugas dan tanggung jawabnya serta berkomitmen tinggi dan bersedia untuk selalu mendampingi serta berbaur dengan masyarakat disekitarnya dengan harapan dan tujuan agar mereka tidak menjadi serupa dengan dunia ini. Orang percaya – dengan pertolongan Roh Kudus – pasti sanggup membantu masyarakat untuk menemukan arus balik yang bisa membawa mereka pada nila-nilai yang diwariskan oleh ajaran Kristus. Kontribusi yang paling berharga yang dapat diberikan orang percaya kepada masyarakat adalah dengan menanamkan iman yang sejati pada Allah dalam diri mereka.
Firman Tuhan mengajarkan kepada kita, bahwa kita harus hidup dalam dunia ini, tetapi tidak ambil bagian dalam kejahatan-kejahatan dunia ini. Kita harus menjadi berbeda dengan dunia ini (Roma 12:2). Kita harus terpisah dari dunia kejahatan. Jika kita sedang diperhadapkan dengan hal-hal duniawi, tanyakanlah pada diri kita: “Apakah ini melanggar prinsip Alkitab? Apakah ini akan merusak kehidupan iman Kristen ku? Dapatkan aku memperoleh berkat Tuhan dibalik semua ini? Apakah ini akan menjadi batu sandungan bagi orang lain?
Keduniawian tidak akan pernah menimpa kita secara mendadak. Tetapi cara kerjanya akan seperti tetesan air yang secara perlahan-lahan tetapi pasti melubangi batu yang ditetesinya. Dunia dengan segala kekuatan, rayuan dan pengaruhnya akan terus menekan kita setiap hari. Kebanyakan kita akan takluk jika Roh Kudus tidak hidup di dalam kita, menopang dan memelihara kita.
Jadilah benteng untuk moralitas bangsa. Dengan demikian kita bisa merealisasikan fungsi kita sebagai garam dan terang dunia. Dan kita bisa membuat bangsa ini sebagai bangsa yang bermoral. 






Bab iii

penutup

Di zaman sekarang ini, bangsa Indonesia mengalami kemerosotan moral yang sangat memprihatinkan. Semua orang baik itu beragama Islam, Budha, Hindu, Konghucu, Katolik, dan bahkan Kristen. Faktor penyebabnya adalah antara lain pengaruh media massa, dan era kebebasan yang ada di Indonesia yang sudah keblabasan serta karena begitu banyak orang yang tidak mengenal kasih Kristus dan mereka juga tidak mengenal pesan Alkitab yang telah memberi kepada dunia suatu tatanan moralitas tertinggi dan yang harus diikuti. Sebagai murid Yesus, sudah sepatutnya kita tidak terpengaruh dengan hal-hal tersebut. Oleh sebab itu, kita dituntut agar bisa memberi contoh kepada masyarakat lain, baik yang Kristen maupun non Kristen, supaya mereka tidak mengalami kemerosotan moral. Peran orang Kristen dalam membangun moralitas bangsa Indonesia, kita harus berusaha supaya pengaruh Yesus Kristus dapat dirasakan di setiap aspek kegiatan dalam masyarakat kita, kita juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memperkenalkan Kristus dalam masyarakat dimanapun kita berada, dan kita harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi (rasa percaya diri yang didasarkan kepada kepercayaan kita kepada Kristus), bahwa kita memiliki kemampuan untuk mengubah perilaku dalam masyarakat.

Pemerintah sebagai pusat dari berjalannya negara ini, seharusnya bisa selektif dalam menyiarkan berita apapun melalui media massa agar unsur-unsur seperti pornografi tidak merajalela di negata ini. Sekolah juga perlu meningkatkan kualitas pendidikannya dengan adanya pendidikan karakter di dalam pelajaran sekolah. Peran guru dalam hal ini sangat diperlukan oleh generasi penerus bangsa, oleh sebab itu guru menjadi contoh para siswa saat di sekolah, sehingga guru seharusnya mencontohkan yang baik sesuai apa yang ia ajarkan dalam pendidikan karakter. Yang teruatama dari semuanya itu ialah peran keluarga (orang tua) dalam mendidik anak-anaknya supaya kelak menjadi anak yang bermoral, berjiwa kemanusiaan, dan rohanian. Orang tua sebaiknya melakukan pengawasan terhadap anak-anaknya, baik itu tontonan maupun pergaulan si anak supaya mereka memiliki moral yang baik. Orang tua seharusnya juga sering-sering mengajari anaknya tentang agama, seperti diajak beribadah di tempat beribadah ataupun membaca kitab suci agar moral anak tidak terpengaruh hal-hal negatif dari media massa ataupun pergaulan dengan teman sebayanya. Orang tua juga seharusnya mencontohkan apa yang mereka ajarkan kepada anaknya, supaya anaknya juga ikut melakukan apa yang telah mereka pelajari.









DAFTAR PUSTAKA








Tidak ada komentar:

Posting Komentar